POLITEKNIK ANGKATAN DARAT 

       JURUSAN TELKOMMIL

 

 

 

NAMA     : RENDI DARMANSYAH

KELAS    : TELKOMIL

NO.SIS    :  21090425-E 




PRODUCT UAV AI FIXED WINGS

1. Wuxi YFT-CZ36


Wuxi YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL) pengawas sayap tetap UAV

    Seorang perwakilan di Jiangsu Digital Eagle Technology Development Company yang berbasis di Wuxi mengonfirmasi penjualan luar negeri pertama dari pesawat terbang pengintai sayap tetap YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL) ke pemerintah Indonesia dan Malaysia.

 

      Perwakilan perusahaan tidak akan mengidentifikasi lembaga pemerintah atau nomor yang dijual. Selain Indonesia dan Malaysia, sumber tersebut memang mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut telah melakukan penjualan tambahan ke negara lain yang dirahasiakan. Keberhasilan ini mendorong perseroan untuk pertama kalinya melakukan pameran di DSA 2018 di Kuala Lumpur. YFT-CZ36 memiliki ketinggian maksimum 4.000 m, muatan 4kg, kecepatan jelajah 70-100 km / jam, dan daya tahan 60-90 menit.

 


                Wuxi YFT-CZ36 vertical take-off and landing (VTOL) pengawas sayap tetap UAV

    Drone keamanan empat rotor YM-4140 memiliki ketinggian maksimum 1.000m, muatan maksimum 3kg, kecepatan jelajah 5-10m / s, dan ketahanan 40-60 menit.

    Drone keamanan enam rotor YM-6130 memiliki ketinggian maksimum 1.000m, muatan maksimum 16kg, kecepatan jelajah 5-10m / s, dan ketahanan 40 menit. Drone keamanan delapan rotor YM-8120 memiliki ketinggian maksimum yang sama, muatan maksimum 3,3kg, dan daya tahan 30 menit.

    Perusahaan juga menawarkan UAV pemadam kebakaran. Delapan rotor YM-8160 Digital Eagle Fire Drone memiliki muatan maksimum 15kg, kecepatan jelajah 5-10m / s, dan ketahanan 10-15 menit. Itu dapat membawa alat pemadam kebakaran dan memecahkan jendela. Perusahaan juga menawarkan berbagai sistem jammer UAV, bersama dengan kamera dua dan tiga sumbu. 

 

2. Amphibi Gama V2

 

            Pesawat ini memiliki kemampuan terbang selama kurang 40 menit untuk jangkauan jelajah 40 kilometer dan ketinggian jelajah maksimal 1.200 meter. Tak hanya itu, Amphibi Gama V2 juga mempunyai kecepatan maksimal pesawat 25 meter per detik, kecepatan jelajah pesawat 13 meter per detik serta kecepatan minimal 8 meter per detik.

            Amphibi Gama V2 memiliki panjang 1.350 mm dengan bentang sayap 2.000 mm. Adapun bodi pesawat dibuat menggunakan bahan material komposit. Sementara untuk kapasitas daya baterai  LiPo 11.000 mAh. Sedangkan untuk kapasitas muatan 1,5 Kg dan beban muatan maksimal untuk take off 6 Kg.

            Pesawat ini juga dilengkapi dengan sensor akselerometer, sensor gyroscope, sensor barometer, sensor air speed, serta sistem navigasi GPS.

          Sementara untuk sistem penggerak menggunakan motor brushless dan kendali dengan motor servo. Pesawat juga dilengkapi dengan mikroprosesor, kontrol manual berupa remote 2.4 Mhz, dan komunikasi telemetry 433 Mhz.

 

                Apmhibi Gama V2 dikembangkan Tri Kuntoro bersama dengan sejumlah peneliti di FMIPA UGM yaitu Oktaf Agni Dhewa, S.Si., M.Cs., Nur Achmad Sulistyo Putro, S.Si., M.Cs., Ardi Puspa Kartika, S.Si., M.Cs., Faisal Fajri Rahani, S.Si., M.Cs., Prasetya Aditama, S.P., S.Si., serta Faris Yusuf Baktiar, S.Si. Selain Amphibi Gama V2, sebelumnya telah dihasilkan sejumlah produk UAV tipe flying wing yaitu UAV Gama Tipe UX 328, UAV Gama Tipe UX 528,  UAV Gama Tipe UX 628 dan tipe fixed wing yakni UAV Amphibi Gama V1.

3. Fix Wing UAV/Drone System Model AM. 02 

 

                    Drone Terbaru dengan berat maksimum 4,5 kg, panjang sayap maksimal 2.4 meter dan dipersenjatai dengan kamera 12 Mega Pixel ini wajib anda miliki. Mendapatkan Peta yang akurat, presisi, dan mutakir akan menjadi acuan ntuk membuat kebijakan yang efektif dan efesien, žDengan Wahan UAV dapat mendeteksi titik api, untuk pertahanan, untuk aplikasi kebencanan, pentuan jenis hutan.

Pengelolahan Data, ESRI dapat mengelolah, memanipulasi, mengedit, data yang didapt dari lapangan sehinggamenghasilkan Peta yang dapat memberikan informasi ke Publik.



4. Prototipe PM-1











    Prototipe PM-1 telah diluncurkan di kantor PT Dirgantara Indonesia, Senin 30 Desember 2019 dan mampu terbang terus menerus selama 24 jam. Pesawat itu ditargetkan bisa terbang perdana pada 2020.

    Drone ini targetnya bisa lepas landas dan mendarat sekira 700 meter dengan ketinggian sekira 20.000 kaki dengan kecepatan maksimum 235 km per jam.

    Untuk PM-4, targetnya dilengkapi sertifikatnya pada 2024 untuk sudah berupa pesawat drone yang sudah bisa kombatan.

5. Surveillance Drone

 

Pesawat drone ini memiliki teknologi VTOL (Vertical Take-Off Landing) dan dibuat untuk melakukan tugas pemantauan dan pemetaan. Surveillance drone ini memiliki panjang sayap 3,4 meter dibuat dengan full carbon-fiber yang memiliki kelebihan ringan dan kuat. Dengan fitur VTOL yang dimiliki, drone ini tidak memerlukan tempat yang luas sebagai landasan take-off maupun landing, dan drone ini mampu mengudara dengan waktu yang cukup lama karena saat drone ini menjelajah atau cruising menggunakan fix wing. Surveillance drone buatan tim Frogs Indonesia ini dirancang dengan kecepatan maksimal 100km/jam, dan dengan daya jelajah 60km/jam. Dari kecepatan pada saat cruising itu pula dapat disetting juga untuk mode hover atau pesawat drone ini terbang diam diatas udara untuk beberapa tujuan tertentu misalnya untuk pengawasan atau pemantauan.

Pada produk Frogs yang lainnya, seperti Sprayer drone dan Cargo drone untuk jarak pendek merupakan jenis multi rotor dimana semua beroperasi dengan full propeller atau baling-baling, sedangkan Surveillance drone ini merupakan campuran dari dua mode yaitu multi rotor dan fix wing atau dengan sayap dan baling-baling. Dengan begitu, drone ini mempunyai keunggulan dimana pada saat mulai beroperasi pada saat take off dan landing bisa secara vertical menggunakan propeller sehingga tidak membutuhkan landasan yang luas dan pada saat mengudara akan lebih hemat karena menggunakan sayap dimana pada penggunaannya tersebut tidak membutuhkan energi yang begitu besar seperti multi rotor pada biasanya.


 

PRODUCT UAV AI DRONE COPTER

 

 

1. Kamikaze Mini Kargu-2


    Kargu-2 dapat menyisir musuh hingga jarak 5 km atau durasi terbang 10 menit. Ketinggian terbangnya hingga 1.000 m dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Drone dengan berat mencapai 6,2 kg ini ditenagai oleh baterai LiPo.

    Sebagai munisi terbang, Kargu-2 dibekali muatan hulu ledak berdaya rusak kecil. Digunakan untuk melumpuhkan target utama tanpa membahayakan orang lain di sekililingnya.

    Untuk mengejar tingkat akurasi, STM membekali Kargu-2 dengan sistem kecerdasan buatan (AI) dan program pengenalan wajah biometrik (autonomous facial recognition) untuk mendeteksi target manusia.


2. MATRICE 300 RTK



    Matrice 300 RTK  dapat mengudara lebih lama, tepatnya sampai 55 menit dalam sekali pengisian. Baterainya pun hot-swappable, yang berarti dapat dilepas-pasang dengan mudah tanpa harus membongkar drone. Pihak Halo Robotics tak lupa menjelaskan bahwa paket penjualan M300 RTK sudah mencakup battery station berwujud seperti koper yang bisa menampung dan mengisi ulang 8 unit baterai sekaligus.

    Jarak maksimum transmisi videonya juga meningkat drastis menjadi 15 kilometer. Ya, sampai sejauh itu M300 RTK dapat meneruskan video 1080p ke pilotnya. Saking jauhnya, bukan tidak mungkin ada perbedaan cuaca antara titik terbang drone dan titik berdiri sang pilot. Namun konsumen tak perlu khawatir mengingat bodi M300 RTK secara keseluruhan tahan air dan debu dengan sertifikasi IP45.

3. Hycopter


        Drone yang sedang hits saat ini memang sanggup menghasilkan foto udara terperinci dan banyak membantu pekerjaan inspeksi yang sulit. Namun demikian, drone yang ada hanya bisa terbang dalam durasi yang terbatas. Baru-baru ini sebuah perusahaan asal Singapura meluncurkan Hycopter drone yang bisa terbang mencapai 3,5 jam.

    Hycopter drone bisa mengisi ulang daya baterainya dalam beberapa menit saja menggunakan hidrogen kelas industri yang dimasukkan ke dalam botol. Platform Hycopter drone ini sanggup pula mengirimkan produk dalam jarak yang lebih jauh lagi dari yang mampu dilakukan oleh drone pada saat ini.


4. MQ-8B


      MQ-8B memiliki fitur rotor utama empat bilah, berbeda dengan rotor tiga bilah berdiameter lebih besar dari RQ-8A, untuk mengurangi kebisingan dan meningkatkan kapasitas angkat dan kinerja. Rotor empat bilah telah dievaluasi pada prototipe Fire Scout. Mereka meningkatkan berat lepas landas kotor sebesar 500 pound (230 kg), menjadi 3.150 pound (1.430 kg) dengan muatan hingga 700 pound (320 kg) untuk misi jarak pendek. MQ-8B memiliki panjang 23,95 kaki (7,30 m), lebar 6,2 kaki (1,9 m), dan tinggi 9,71 kaki (2,96 m). [5]

    MQ-8B dilengkapi dengan sayap rintisan yang berfungsi baik untuk tujuan aerodinamis serta lokasi gerbong persenjataan. Senjata yang akan dibawa termasuk rudal Hellfire, senjata luncur yang dipandu laser Viper Strike, dan, khususnya, pod yang membawa Advanced Precision Kill Weapon System (APKWS), roket sirip lipat 70 mm (2,75 in) yang dipandu laser, yang Tentara dianggap ideal untuk medan perang modern. Angkatan Darat juga tertarik menggunakan Fire Scout untuk membawa hingga 200 pound (91 kg) suplai darurat ke pasukan di lapangan.


5. DRONE PANEL SURYA

 

     Drone yang terbuat dari serat karbon ini hanya memiliki bobot 2,6 kg. Menariknya, drone ini tidak dibekali dengan baterai atau sistem lain yang memungkinkannya menyimpan daya untuk terbang.

    Alih-alih mengandalkan tenaga baterai, drone ini dibekali dengan 148 solar cell. Penggunaan banyak panel surya ini membuat dimensi drone tersebut menjadi sangat luas, yaitu mendekati 4 meter persegi. Purwarupa drone ini dikabarkan mampu dikendalikan dari jarak lebih dari 10 meter. Tak hanya itu, drone ini juga memiliki beberapa fungsi dasar yang dimiliki drone lainnya, seperti sistem GPS dan mampu terbang dalam mode otomatis.